Hidup Melajang?

Single / 20 April 2009

Kalangan Sendiri

Hidup Melajang?

Tammy Official Writer
11226
Pria dan wanita single atau istilah gaulnya itu jomblo sekarang semakin banyak ditemui. Bahkan semakin umumnya ditemui, sampai-sampai timbul joke didirikannya klub JOJOBA (Jomblo Jomblo Bahagia).
 
Sering kita temui pria dan wanita dengan umur yang sudah cukup matang dengan pekerjaan dan kehidupan sudah mapan, baik, ganteng/cantik, tetapi... anehnya masih single. Mungkin kita atau bahkan mereka sering bertanya-tanya sendiri, mengapa mereka masih single?
 
Sejumlah dugaan yang mungkin muncul biasanya adalah: "Oh mungkin dia masih memilih, atau terlalu memilih pasangan" sehingga kemudian banyak komentar yang muncul adalah: "Jadi orang jangan terlalu pilih-pilih, nanti susah jodoh."
 
Dugaan yang lain yang bisa muncul kemudian adalah: "Bisa jadi dia terlalu sibuk kerja, saking sibuknya kerja sampai tidak ada waktu dan tenaga lagi untuk bergaul dan mencari jodoh".
 
Hal yang kedua ini merupakan fenomena yang cukup sering ditemui di kota-kota besar. Kesibukan bekerja di kota besar seringkali membuat orang-orang merasa sudah tidak ada waktu dan tenaga lagi untuk mencari jodoh, bahkan kesibukan itu kadang sudah berupa suatu rutinitas yang nyaman sehingga orang sudah terbiasa dengannya sampai2 lupa mencari jodoh. Sampai suatu ketika tersadar ketika umur sudah merangkak naik lalu terkaget-kaget sendiri melihat begitu cepatnya waktu berlalu.
 
Hal yang terasa ironis karena sejumlah orang bahkan akan sangat berharap dugaan-dugaan di atas yang benar. Mungkin faktor kesibukan itu benar tapi bukan faktor yang utama. Mungkin banyak yang berharap dugaan pertama itu yang benar, bahwa sudah banyak pria yang dapat dipilih atau wanita yang dapat didekati namun masih dalam proses memilih dan mengenal.
 
Sayangnya banyak orang mengalami dua dugaan tersebut tidak benar. Hal yang terjadi adalah belum menemukan orang yang muncul dan yang seringkali tragisnya adalah saat ada satu orang pertama yang muncul, lalu berpikir: "Yah sudahlah daripada tidak ada, dia juga boleh lah."
 
Sangat tragis betapa kita berjudi dengan seumur hidup kita, dengan seseorang yang 'ya boleh lah, daripada tidak ada'. Hidup kita ini berharga dan cuma sekali, apakah akan dihabiskan dengan seseorang yang seperti itu?
 
\"HidupSaya tidak menganjurkan para single untuk menjadi begitu pasrah dan putus asa seperti itu, juga tidak menganjurkan para single untuk menjadi terlalu pemilih. Benar kita harus memilih: di antara sekian banyak orang yang ada di di sekitar kita, siapakah kiranya yang benar-benar tepat dengannya kita akan membagi diri dan hidup kita? Memilih yang tepat itu merupakan suatu hal yang bijak dan memang sudah seharusnya demikian.
 
Akan tetapi, sayangnya ada sejumlah orang yang jatuh pada penetapan standar yang terlalu tinggi tanpa melihat pada dirinya sendiri. Pasangan yang tepat untuk kita adalah pasangan yang memenuhi rencana Allah yang baik, yang berkenan, dan yang sempurna.
 
Bila kita menginginkan pasangan yang sabar tetapi kita sendiri tidak sabar, apakah hal itu adil bagi pasangan kita? Bila kita menginginkan pasangan yang jujur tetapi kita tidak jujur, apakah itu hal yang sepadan? Oleh karena itu kita haruslah senantiasa mengejar hal yang dituliskan dalam: Kolose 3:9b-10: karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya.
 
\"HidupMungkin bahkan ada sejumlah single yang mulai bertanya-tanya: "Apakah saya harus melajang seumur hidup?" atau "Apakah saya memiliki karunia melajang?"
 
Jawabannya terpulang pada diri Anda masing-masing. Berkaitan dengan pertanyaan kedua, akan saya coba jawab di berikut ini:
 
1. 1 Korintus 7:7: Namun demikian alangkah baiknya, kalau semua orang seperti aku; tetapi setiap orang menerima dari Allah karunianya yang khas, yang seorang karunia ini, yang lain karunia itu.
Ayat tersebut mengacu pada keadaan Rasul Paulus yang hidup melajang karena memang ia memiliki karunia tersebut. Pada saat sekarang ini orang-orang yang hidup melajang karena memang karunia dapat dijumpai dalam diri pastor-pastor dan suster-suster di gereja Katolik. Karena memang mereka memiliki karunia tersebut, mereka memenuhi panggilan hidupnya untuk melayani Tuhan dengan cara melajang.
 
2. Ada juga orang yang memilih untuk melajang karena memang pilihan, yaitu untuk melayani Tuhan dengan lebih lagi. Hal ini dapat kita baca dalam 1 Korintus 7:32b: Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya, dan 1 Korintus 7:34b: Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus.

Dari dua hal di atas tampak jelas bahwa melajang karena karunia atau karena pilihan sama-sama bukan dilandasi oleh keputusasaan karena belum menemukan pasangan hidup. Sama sekali bukan dan sama sekali tidak.

Jadi, hidup melajang? Gunakan waktu yang ada untuk sepenuh hati melayani Tuhan karena untuk itulah kita diciptakan, untuk itulah kita dipanggil.

Sumber : Archaengela
Halaman :
1

Ikuti Kami